“Makna Batalnya Konser Lady Gaga”
Saturday, June 2, 2012
13
Comment/s
Oleh: Dr. Adian Husaini
“Pro-kontra konser Lady Gaga di Indonesia menunjukkan dahsyatnya pertarungan ide antara Islam dan liberalisme. Bukan tidak mungkin, jika Lady Gaga berhasil konser di Indonesia, maka tahun berikutnya akan digelar kontes Vagina Terindah, seperti yang telah terjadi di AS.”
LADY GAGA akhirnya gagal manggung di Indonesia.
Pihak manajemen penyanyi nyentrik dan jorok asal AS ini menyebutkan,
bahwa pembatalan itu terkait dengan masalah keselamatan. Sebelumnya,
seperti diberitakan www.kompas.com (27/5/2012), kuasa hukum promotor Big
Daddy Entertainment, Minola Sebayang, mengatakan, pihak manajemen Gaga
meminta konser dibatalkan lantaran faktor keamanan yang menurut mereka
tidak terjamin. "Kalau alasan sangat complicated, pihak manajemen Lady
Gaga mempertimbangkan dengan kondisi menit ke menit, dengan adanya
ancaman-ancaman yang membahayakan bila konser itu diselenggarakan.
Akhirnya pihak Lady Gaga membatalkan konser di Jakarta," kata Minola di
Jakarta.
"Ini bukan hanya keamanan Lady Gaga, tapi semua keamanan yang menonton Lady Gaga," lanjutnya
Segera, setelah pembatalan konser itu, reaksi pro-kontra bermunculan. Yang menarik adalah suara-suara dari para pemuja paham kebebasan. Seperti diberitakan KOMPAS.com, ada yang menyatakan, bahwa pembatalan konser Gaga yang bertajuk "Born This Way Ball Tour" menunjukkan bahwa Indonesia bukan negara yang sepenuhnya berdaulat. Pengekangan kebebasan berekspresi masih terjadi di negara yang telah merdeka selama 67 tahun ini. "Ada tarik ulur izin. Ini sudah bukan wilayah hukum lagi, melainkan komoditas politik. Dan yang paling nyata, kedaulatan aparat hukum sudah dikalahkan kepentingan kelompok tertentu, yang tidak mewakili rakyat Indonesia," ujar Ketua Badan Pengurus Setara Institute, Hendardi, kepada Kompas.com, Minggu (27/5/2012).
Hendardi juga mengatakan, pembatalan ini menunjukkan kemenangan kelompok tertentu yang tidak menghargai keberagaman di Indonesia. Kenyataan ini terasa ironis mengingat upaya pemerintah yang mengklaim penegakan hak-hak kelompok minoritas berjalan dengan baik. Menurut Hendardi, pembatalan konser Lady Gaga membuat penegakan HAM di Indonesia mundur satu langkah, serta ketiadaan sikap tegas pemerintah Indonesia.
Jika hal ini dibiarkan berlarut-larut, kedaulatan hukum di Indonesia akan semakin buruk.
Komentar Hendardi soal pembatalan konser Lady Gaga hanya berdasar pada prinsip kebebasan. Ia sama sekali tidak melihat dari sisi agama, soal baik dan buruk; halal atau haram. Baginya, yang penting manusia diberikan kebebasan. Bebas apa saja; mau berbuat maksiat atau beramal saleh, sama saja. Yang penting, kebebasan!
Padahal, sudah lama Hendardi dan kita semua memahami, bahwa tidak ada kebebasan yang mutlak di dunia ini. Kebebasan dibatasi oleh aturan dan norma-norma, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Kita sudah lama tidak bebas berbuat apa saja yang kita kehendaki saat berada di jalan raya. Kita dipaksa mengenakan helm, sabuk pengaman, memiliki Surat Ijin Mengemudi. Padahal, itu semua menjadikan kita tidak bebas. Jenis helm pun sudah ditentukan. Kita tidak bebas mengenakan sorban dan peci haji sebagai pengganti helm? Mengapa kita tidak protes ke polisi, bahwa kewajiban mengenakan helm dengan jenis tertentu itu telah merampas kemerdekaan kita?
Itulah anehnya manusia yang merasa telah menjadi Tuhan, dan berhak mengatur dirinya sendiri, tanpa campur tangan Tuhan! Di suruh mengenakan jilbab dan berpakaian yang sopan, dikatakan itu suatu bentuk penindasan dan pelanggaran kebebasan berekspresi. Tetapi dipaksa mengenakan helm jenis tertentu, diam saja! Bukankah dia bisa menyatakan, bahwa urusan kepalanya bukanlah urusan polisi! Kepalanya pecah atau tidak, bukanlah polisi yang akan menanggungnya, tetapi dirinya sendiri yang menanggung.
Kenapa polisi ikut campur?
Ada kalanya, kebebasan kita dibatasi oleh aturan tidak tertulis. Kita tidak akan meludahi muka orang tua kita, meskipun tidak ada aturan tertulis. Di sejumlah negara yang – katanya memuja kebebasan – terjadi hal-hal yang sulit kita terima kebaikannya, dilihat dari akal sehat orang Muslim. Di sebuah negara bagian di AS, pernah diberitakan adanya kontes vagina terindah. Di sejumlah tempat di Eropa, kini berkembang gereja-gereja telanjang (nudic church) dan gereja-gereja pemujaan setan (satanic church). Jika standar yang kita gunakan hanya kebebasan berekspresi, kebebasan beragama, dan tidak mengganggu atau melanggar hak orang lain, maka tidak ada salahnya semua perilaku jahat itu dilakukan.
Tahun 2011, sebuah situs perempuan memberitakan adanya sebuah kontes pemilihan vagina terindah di AS. Kontes itu diberi nama “The Most Beautiful Miss V Contest”, yang diselenggarakan oleh sebuah klub di Portland, Oregon. Katanya, juri dalam kontes itu terdiri atas enam orang selebriti setempat. Untuk menentukan pemenangnya, si juri dibekali dengan alat kaca pembesar. Akhirnya, setelah melakukan penelitian dengan cermat, terpilihlah seorang juara yang dianugerahi mahkota dan gelar sebagai “Miss Beautiful Vagina 2011”.
Jika Lady Gaga yang sangat jorok diizinkan berkonser, maka dengan logika yang sama, bisa saja, ada promotor dan pemuja paham kebebasan akan mencoba menggelar kontes pemilihan vegina terindah. Jangan-jangan, akan banyak peminatnya. Promotor bisa langsung menjual tiketnya, meskipun belum ada izin dari Mabes Polri. Pasti akan muncul pro-kontra. Mungkin, ada pejabat pemerintah lalu muncul di TV dan dengan enteng mengatakan: “Yang mau nonton silakan, yang tidak mau nonton tinggal di rumah saja! Yang penting tidak saling mengganggu!”
Jika ada yang memprotes kontes semacam itu, katakan saja: “Itu orang-orang yang sok moralis, yang merasa suci sendiri. Ini kan sekedar kontes! Indonesia bukan negara agama; Indonesia bukan negara Islam!” Jika ada yang tidak tahan dan kemudian marah-marah serta mengancam akan membubarkan kontes vagina terindah itu, katakan saja: “Itu hanya ulah ormas anarkis!” Jika izin ditolak oleh polisi dengan alasan moralitas bangsa, katakan pada polisi: “Sejak kapan polisi melarang atas dasar moral?”
Patut dicatat, sebagian kalangan pemuja kebebasan di Indonesia sudah mulai membangun dan mensosialisasikan logika sekuler semacam itu. Ingat, dalam CAP ke-276, kita mengupas sebuah buku berjudul “Jihad Melawan Ekstrimis Agama, Membangkitkan Islam Progresif” (terbit pertama Oktober 2009), yang ditulis oleh alumnus Fakultas Syariah sebuah Perguruan Tinggi Islam di Kota Semarang, Jawa Tengah.
Dalam buku ini, penulis yang juga kandidat doktor bidang antropologi politik dan agama di Boston University, AS, memiliki cara pandang yang sangat liberal terhadap seksualitas. Ia tulis dalam bukunya:
Jika ajaran Tuhan dibuang dari pikiran manusia, dan salah-benar hanya didasarkan kepada logika dan syahwat kebebasan, maka manusia akan memandang baik berbagai bentuk kemaksiatan dan kemunkaran, sebagaimana diinginkan oleh setan. Perilaku dan kehidupan serta berbagai Konser Lady Gaga yang begitu jelas mengumbar kemaksiatan dan kejahatan dikatakan sebagai hal yang baik dan dibela habis-habisan oleh penganjur kebebasan. Jika selama ini sudah digelar kontes mata, hidung, betis, bahkan payudara terindah, lalu – mengikuti logika penulis buku tersebut – apa salahnya juga digelar kontes vagina terindah. Bukankah, katanya, “… jika roh dan spiritualitas kita tangguh, maka apalah artinya segumpal daging bernama vagina dan penis itu. Apalah bedanya vagina dan penis itu dengan kuping, ketiak, hidung, tangan dan organ tubuh yang lain.”
Uniknya – meskipun dalam berbagai kesempatan Lady Gaga sering menampilkan diri sebagai pemuja setan -- ada juga pembelanya di Indonesia. Dalam sebuah dialog tentang Lady Gaga di satu TV swasta, Mei 2012, seorang musisi terkenal membela penggunaan simbol-simbol setan oleh Lady Gaga. Menurut dia, penggunaan simbol-simbol setan itu sekedar ekspresi seni belaka, dan bukan berarti dia pemuja setan, atau penonton konser Gaga akan ikut-ikutan memuja setan.
Ada juga pengamat musik yang beberapa kali dikutip pendapatnya, bahwa penggunaan simbol darah dan setan, sudah lazim digunakan dalam beberapa kali acara pagelaran konser musik. Kata dia, “Kenapa baru dipersoalkan sekarang?”
Logika seperti itu jelas keliru. Saat ditangkap KPK, seorang koruptor tidak bisa berdalih, “Kenapa saya saja yang ditangkap? Bukankah selama ini banyak koruptor lain sudah melakukan korupsi?” Jangan pula pencuri sandal di masjid beralasan, bahwa selama ini tindakan mencuri sandal di masjid sudah sering dilakukan.
Dalam dialog di TV tersebut, seorang Pengacara Muslim, Mahendradata menjawab, dengan sangat baik; bahwa masalah simbol bukanlah hal sepele. Mahendradata menantang sang pemusik – jika berani -- untuk memakai simbol “palu arit” saat memasuki markas tentara atau ke pasar-pasar. Kehadiran Lady Gaga yang sering menampilkan simbol-simbol setan, menurut Mahandradata, sangat wajar dipanpang sebagai hal serius bagi umat beragama, khususnya umat Islam.
Logika Mahendradata perlu kita camkan. “Simbol” bukan hal yang remeh dalam kehidupan manusia. Setiap negara, misalnya, memilih symbol-simbol tertentu yang dipandang baik atau hebat. AS memilih burung elang sebagai simbol negaranya. Indonesia memilih burung garuda. Saat menikah, Anang dan Ashanti melepas burung merpati, bukan melepas kodok! Tentu akan menjadi masalah besar jika ada seorang mengganti simbol
Negara RI, burung Garuda, dengan kecoa!
Jika dalam berbagai kesempatan Lady Gaga memilih simbol setan dalam penampilannya, tentu itu bukan tanpa sebab. Apalagi, itu ditunjang oleh perilakunya yang memang khas bercorak “syaithaniy”. Ia pun tak segan-segan memberikan sokongannya terhadap praktik pornografi, seks bebas, homoseksual dan lesbianisme. Walhasil, dilihat berbagai segi, Lady Gaga memang sedang mempromosikan budaya dan pemujaan terhadap setan. [baca CAP ke-339: “Irshad Manji, Lady Gaga dan Logika Setan”]
Sementara itu, sebagai orang Muslim, kita diajari oleh Allah SWT, melalui Rasul-Nya, bahwa setan adalah musuh kita yang nyata: “Dan janganlah kamu sekali-kali dipalingkan oleh setan; sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS az-Zukhruf:62).
Bahkan, kita pun diberitahu, bagaimana cara kerja setan dalam menyesatkan manusia, yaitu merekayasa dan menghiasi perbuatan-perbuatan bejat, jahat, dan maksiat sehingga jadi tampak indah dalam pandangan manusia. “Iblis berkata: Ya Rabbi, karena Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, maka pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya.” (QS al-Hijr:39).
“Demi Allah, sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami kepada umat-umat sebelum kamu, tetapi setan menjadikan umat-umat itu memandang baik perbuatan mereka (yang buruk); maka setan menjadi pemimpin mereka di hari itu dan untuk mereka azab yang pedih. (QS an-Nahl:63)…”Setan pun menjadikan indah dalam pandangan mereka, apa yang mereka kerjakan.” (QS al-An’am:43). “Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya setan itu menyuruh mengerjakan perbuata keji dan munkar.” (QS an-Nuur: 21).
Hasil karya setan memang luar biasa! Manusia yang menjadi pemuja setan, bukan saja melakukan tindakan keliru, tetapi lebih jauh lagi, mereka bangga dan sama sekali tidak merasa bersalah dalam melaksanakan tindakan yang jahat. Manusia yang baik bukan tak pernah buat dosa. Tetapi, manusia yang baik, akan cepat sadar, bahwa dia telah berbuat dosa; ia malu dengan dosanya, dan segera bertaubat. Jika suatu ketika ia tergoda setan dan terjatuh dalam dosa lagi, ia pun segera bertaubat kembali kepada Allah SWT Yang
Maha Pengampun atas segala dosa!
Kita, sebagai Muslim, sudah sepatutnya bersyukur, konser Lady Gaga batal di Indonesia. Semoga ini menjadi bahan introspeksi bagi kita semua, bangsa Indonesia, bangsa Muslim terbesar di dunia. Di negeri inilah dulu para wali dan pejuang-pejuang dakwah Islam berjihad selama beratas-ratus tahun mempertaruhkan jiwa, harta, dan keluarga mereka, demi menegakkan ajaran Tauhid dan menghapuskan paham-paham kemusyrikan.
Namun, kita diwajibkan terus bersiap-siaga, karena setan tidak akan pernah berhenti menggoda dan berusaha menyesatkan manusia dengan berbagai cara! “Wahai orang-orang beriman, bersabarlah, perkuat kesabaranmu, dan bersiap-siagalah selalu, dan bertaqwalah kepada Allah, supaya kamu meraih kemenangan.” (QS Ali Imran:200).*/Depok, 1 Juni 2012
Penulis Ketua Program Studi Pendidikan Islam—Program Pasca Sarjana Universitas Ibn Khaldun Bogor). CAP hasil kerjasama antara Radio Dakta 107 FM dan www.hidayatullah.com
Sumber: Hidayatullah.com
“Pro-kontra konser Lady Gaga di Indonesia menunjukkan dahsyatnya pertarungan ide antara Islam dan liberalisme. Bukan tidak mungkin, jika Lady Gaga berhasil konser di Indonesia, maka tahun berikutnya akan digelar kontes Vagina Terindah, seperti yang telah terjadi di AS.”
*****
"Ini bukan hanya keamanan Lady Gaga, tapi semua keamanan yang menonton Lady Gaga," lanjutnya
Segera, setelah pembatalan konser itu, reaksi pro-kontra bermunculan. Yang menarik adalah suara-suara dari para pemuja paham kebebasan. Seperti diberitakan KOMPAS.com, ada yang menyatakan, bahwa pembatalan konser Gaga yang bertajuk "Born This Way Ball Tour" menunjukkan bahwa Indonesia bukan negara yang sepenuhnya berdaulat. Pengekangan kebebasan berekspresi masih terjadi di negara yang telah merdeka selama 67 tahun ini. "Ada tarik ulur izin. Ini sudah bukan wilayah hukum lagi, melainkan komoditas politik. Dan yang paling nyata, kedaulatan aparat hukum sudah dikalahkan kepentingan kelompok tertentu, yang tidak mewakili rakyat Indonesia," ujar Ketua Badan Pengurus Setara Institute, Hendardi, kepada Kompas.com, Minggu (27/5/2012).
Hendardi juga mengatakan, pembatalan ini menunjukkan kemenangan kelompok tertentu yang tidak menghargai keberagaman di Indonesia. Kenyataan ini terasa ironis mengingat upaya pemerintah yang mengklaim penegakan hak-hak kelompok minoritas berjalan dengan baik. Menurut Hendardi, pembatalan konser Lady Gaga membuat penegakan HAM di Indonesia mundur satu langkah, serta ketiadaan sikap tegas pemerintah Indonesia.
Jika hal ini dibiarkan berlarut-larut, kedaulatan hukum di Indonesia akan semakin buruk.
Komentar Hendardi soal pembatalan konser Lady Gaga hanya berdasar pada prinsip kebebasan. Ia sama sekali tidak melihat dari sisi agama, soal baik dan buruk; halal atau haram. Baginya, yang penting manusia diberikan kebebasan. Bebas apa saja; mau berbuat maksiat atau beramal saleh, sama saja. Yang penting, kebebasan!
Padahal, sudah lama Hendardi dan kita semua memahami, bahwa tidak ada kebebasan yang mutlak di dunia ini. Kebebasan dibatasi oleh aturan dan norma-norma, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Kita sudah lama tidak bebas berbuat apa saja yang kita kehendaki saat berada di jalan raya. Kita dipaksa mengenakan helm, sabuk pengaman, memiliki Surat Ijin Mengemudi. Padahal, itu semua menjadikan kita tidak bebas. Jenis helm pun sudah ditentukan. Kita tidak bebas mengenakan sorban dan peci haji sebagai pengganti helm? Mengapa kita tidak protes ke polisi, bahwa kewajiban mengenakan helm dengan jenis tertentu itu telah merampas kemerdekaan kita?
Itulah anehnya manusia yang merasa telah menjadi Tuhan, dan berhak mengatur dirinya sendiri, tanpa campur tangan Tuhan! Di suruh mengenakan jilbab dan berpakaian yang sopan, dikatakan itu suatu bentuk penindasan dan pelanggaran kebebasan berekspresi. Tetapi dipaksa mengenakan helm jenis tertentu, diam saja! Bukankah dia bisa menyatakan, bahwa urusan kepalanya bukanlah urusan polisi! Kepalanya pecah atau tidak, bukanlah polisi yang akan menanggungnya, tetapi dirinya sendiri yang menanggung.
Kenapa polisi ikut campur?
Ada kalanya, kebebasan kita dibatasi oleh aturan tidak tertulis. Kita tidak akan meludahi muka orang tua kita, meskipun tidak ada aturan tertulis. Di sejumlah negara yang – katanya memuja kebebasan – terjadi hal-hal yang sulit kita terima kebaikannya, dilihat dari akal sehat orang Muslim. Di sebuah negara bagian di AS, pernah diberitakan adanya kontes vagina terindah. Di sejumlah tempat di Eropa, kini berkembang gereja-gereja telanjang (nudic church) dan gereja-gereja pemujaan setan (satanic church). Jika standar yang kita gunakan hanya kebebasan berekspresi, kebebasan beragama, dan tidak mengganggu atau melanggar hak orang lain, maka tidak ada salahnya semua perilaku jahat itu dilakukan.
Tahun 2011, sebuah situs perempuan memberitakan adanya sebuah kontes pemilihan vagina terindah di AS. Kontes itu diberi nama “The Most Beautiful Miss V Contest”, yang diselenggarakan oleh sebuah klub di Portland, Oregon. Katanya, juri dalam kontes itu terdiri atas enam orang selebriti setempat. Untuk menentukan pemenangnya, si juri dibekali dengan alat kaca pembesar. Akhirnya, setelah melakukan penelitian dengan cermat, terpilihlah seorang juara yang dianugerahi mahkota dan gelar sebagai “Miss Beautiful Vagina 2011”.
Jika Lady Gaga yang sangat jorok diizinkan berkonser, maka dengan logika yang sama, bisa saja, ada promotor dan pemuja paham kebebasan akan mencoba menggelar kontes pemilihan vegina terindah. Jangan-jangan, akan banyak peminatnya. Promotor bisa langsung menjual tiketnya, meskipun belum ada izin dari Mabes Polri. Pasti akan muncul pro-kontra. Mungkin, ada pejabat pemerintah lalu muncul di TV dan dengan enteng mengatakan: “Yang mau nonton silakan, yang tidak mau nonton tinggal di rumah saja! Yang penting tidak saling mengganggu!”
Jika ada yang memprotes kontes semacam itu, katakan saja: “Itu orang-orang yang sok moralis, yang merasa suci sendiri. Ini kan sekedar kontes! Indonesia bukan negara agama; Indonesia bukan negara Islam!” Jika ada yang tidak tahan dan kemudian marah-marah serta mengancam akan membubarkan kontes vagina terindah itu, katakan saja: “Itu hanya ulah ormas anarkis!” Jika izin ditolak oleh polisi dengan alasan moralitas bangsa, katakan pada polisi: “Sejak kapan polisi melarang atas dasar moral?”
Patut dicatat, sebagian kalangan pemuja kebebasan di Indonesia sudah mulai membangun dan mensosialisasikan logika sekuler semacam itu. Ingat, dalam CAP ke-276, kita mengupas sebuah buku berjudul “Jihad Melawan Ekstrimis Agama, Membangkitkan Islam Progresif” (terbit pertama Oktober 2009), yang ditulis oleh alumnus Fakultas Syariah sebuah Perguruan Tinggi Islam di Kota Semarang, Jawa Tengah.
Dalam buku ini, penulis yang juga kandidat doktor bidang antropologi politik dan agama di Boston University, AS, memiliki cara pandang yang sangat liberal terhadap seksualitas. Ia tulis dalam bukunya:
”Apa yang diwartakan oleh agama (Islam,
Kristen dan lainnya) hanyalah satu sisi saja dari sekian banyak persepsi
tentang seks itu atau katakanlah sex among others. Bahkan jika kita
kaji lebih jauh, ajaran Kristen atau Islam yang begitu ”konservatif”
terhadap tafsir teks sebetulnya hanyalah reaksi saja atas peradaban
Yunani (Hellenisme) yang memandang seks secara wajar dan natural. Kita
tahu peradaban Yunani telah merasuk ke wilayah Eropa (lewat Romawi) dan
juga Timur Tengah di Abad Pertengahan yang kemudian menimbulkan sejumlah
ketegangan kebudayaan. Oleh karena itu tidak selayaknya jika persepsi
agama ini kemudian dijadikan sebagai parameter untuk menilai,
mengevaluasi dan bahkan menghakimi pandangan di luar agama tentang seks.
Apa yang kita saksikan dewasa ini adalah
sebuah pemandangan keangkuhan oleh kaum beragama (dan lembaga agama)
terhadap fenomena seksualitas yang vulgar sebagai haram, maksiat, tidak
bermoral dan seterusnya. Padahal moralitas atau halal-haram bukanlah
sesuatu yang given dari Tuhan, melainkan hasil kesepakatan atau
konsensus dari ”tangan-tangan gaib” (invisible hand, istilah Adam Smith)
kekuasaan, baik kekuasaan politik maupun otoritas agama. Teks-teks
keagamaan dalam banyak hal juga merupakan hasil ”perselingkuhan” antara
ulama/pendeta dengan pemimpin politik dalam rangka menciptakan
stabilitas.
Saya rasa Tuhan tidak mempunyai urusan
dengan seksualitas. Jangankan masalah seksual, persoalan agama atau
keyakinan saja yang sangat fundamental, Tuhan – seperti secara eksplisit
tertuang dalam Alqur’an – telah membebaskan manusia untuk memilih:
menjadi mukmin atau kafir. Maka, jika masalah keyakinan saja Tuhan tidak
perduli, apalagi masalah seks? Jika kita mengandaikan Tuhan akan
mengutuk sebuah praktek ”seks bebas” atau praktek seks yang tidak
mengikuti aturan resmi seperti tercantum dalam diktum keagamaan, maka
sesungguhnya kita tanpa sadar telah merendahkan martabat Tuhan itu
sendiri. Jika agama masih mengurusi seksualitas dan alat kelamin, itu
menunjukkan rendahnya kualitas agama itu.
Demikian juga jika kita masih meributkan
soal kelamin – seperti yang dilakukan MUI yang ngotot memperjuangkan UU
Pornografi dan Pornoaksi – itu juga sebagai pertanda rendahnya kualitas
keimanan kita sekaligus rapuhnya fondasi spiritual kita. Sebaliknya,
jika roh dan spiritualitas kita tangguh, maka apalah artinya segumpal
daging bernama vagina dan penis itu. Apalah bedanya vagina dan penis itu
dengan kuping, ketiak, hidung, tangan dan organ tubuh yang lain. Agama
semestinya ”mengakomodasi” bukan ”mengeksekusi” fakta keberagaman
ekspresi seksualitas masyarakat. Ingatlah bahwa dosa bukan karena
”daging yang kotor” tetapi lantaran otak dan ruh kita yang penuh noda.
(hal. 182-184)
*****
Simbol-simbol setanJika ajaran Tuhan dibuang dari pikiran manusia, dan salah-benar hanya didasarkan kepada logika dan syahwat kebebasan, maka manusia akan memandang baik berbagai bentuk kemaksiatan dan kemunkaran, sebagaimana diinginkan oleh setan. Perilaku dan kehidupan serta berbagai Konser Lady Gaga yang begitu jelas mengumbar kemaksiatan dan kejahatan dikatakan sebagai hal yang baik dan dibela habis-habisan oleh penganjur kebebasan. Jika selama ini sudah digelar kontes mata, hidung, betis, bahkan payudara terindah, lalu – mengikuti logika penulis buku tersebut – apa salahnya juga digelar kontes vagina terindah. Bukankah, katanya, “… jika roh dan spiritualitas kita tangguh, maka apalah artinya segumpal daging bernama vagina dan penis itu. Apalah bedanya vagina dan penis itu dengan kuping, ketiak, hidung, tangan dan organ tubuh yang lain.”
Uniknya – meskipun dalam berbagai kesempatan Lady Gaga sering menampilkan diri sebagai pemuja setan -- ada juga pembelanya di Indonesia. Dalam sebuah dialog tentang Lady Gaga di satu TV swasta, Mei 2012, seorang musisi terkenal membela penggunaan simbol-simbol setan oleh Lady Gaga. Menurut dia, penggunaan simbol-simbol setan itu sekedar ekspresi seni belaka, dan bukan berarti dia pemuja setan, atau penonton konser Gaga akan ikut-ikutan memuja setan.
Ada juga pengamat musik yang beberapa kali dikutip pendapatnya, bahwa penggunaan simbol darah dan setan, sudah lazim digunakan dalam beberapa kali acara pagelaran konser musik. Kata dia, “Kenapa baru dipersoalkan sekarang?”
Logika seperti itu jelas keliru. Saat ditangkap KPK, seorang koruptor tidak bisa berdalih, “Kenapa saya saja yang ditangkap? Bukankah selama ini banyak koruptor lain sudah melakukan korupsi?” Jangan pula pencuri sandal di masjid beralasan, bahwa selama ini tindakan mencuri sandal di masjid sudah sering dilakukan.
Dalam dialog di TV tersebut, seorang Pengacara Muslim, Mahendradata menjawab, dengan sangat baik; bahwa masalah simbol bukanlah hal sepele. Mahendradata menantang sang pemusik – jika berani -- untuk memakai simbol “palu arit” saat memasuki markas tentara atau ke pasar-pasar. Kehadiran Lady Gaga yang sering menampilkan simbol-simbol setan, menurut Mahandradata, sangat wajar dipanpang sebagai hal serius bagi umat beragama, khususnya umat Islam.
Logika Mahendradata perlu kita camkan. “Simbol” bukan hal yang remeh dalam kehidupan manusia. Setiap negara, misalnya, memilih symbol-simbol tertentu yang dipandang baik atau hebat. AS memilih burung elang sebagai simbol negaranya. Indonesia memilih burung garuda. Saat menikah, Anang dan Ashanti melepas burung merpati, bukan melepas kodok! Tentu akan menjadi masalah besar jika ada seorang mengganti simbol
Negara RI, burung Garuda, dengan kecoa!
Jika dalam berbagai kesempatan Lady Gaga memilih simbol setan dalam penampilannya, tentu itu bukan tanpa sebab. Apalagi, itu ditunjang oleh perilakunya yang memang khas bercorak “syaithaniy”. Ia pun tak segan-segan memberikan sokongannya terhadap praktik pornografi, seks bebas, homoseksual dan lesbianisme. Walhasil, dilihat berbagai segi, Lady Gaga memang sedang mempromosikan budaya dan pemujaan terhadap setan. [baca CAP ke-339: “Irshad Manji, Lady Gaga dan Logika Setan”]
Sementara itu, sebagai orang Muslim, kita diajari oleh Allah SWT, melalui Rasul-Nya, bahwa setan adalah musuh kita yang nyata: “Dan janganlah kamu sekali-kali dipalingkan oleh setan; sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS az-Zukhruf:62).
Bahkan, kita pun diberitahu, bagaimana cara kerja setan dalam menyesatkan manusia, yaitu merekayasa dan menghiasi perbuatan-perbuatan bejat, jahat, dan maksiat sehingga jadi tampak indah dalam pandangan manusia. “Iblis berkata: Ya Rabbi, karena Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, maka pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya.” (QS al-Hijr:39).
“Demi Allah, sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami kepada umat-umat sebelum kamu, tetapi setan menjadikan umat-umat itu memandang baik perbuatan mereka (yang buruk); maka setan menjadi pemimpin mereka di hari itu dan untuk mereka azab yang pedih. (QS an-Nahl:63)…”Setan pun menjadikan indah dalam pandangan mereka, apa yang mereka kerjakan.” (QS al-An’am:43). “Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya setan itu menyuruh mengerjakan perbuata keji dan munkar.” (QS an-Nuur: 21).
Hasil karya setan memang luar biasa! Manusia yang menjadi pemuja setan, bukan saja melakukan tindakan keliru, tetapi lebih jauh lagi, mereka bangga dan sama sekali tidak merasa bersalah dalam melaksanakan tindakan yang jahat. Manusia yang baik bukan tak pernah buat dosa. Tetapi, manusia yang baik, akan cepat sadar, bahwa dia telah berbuat dosa; ia malu dengan dosanya, dan segera bertaubat. Jika suatu ketika ia tergoda setan dan terjatuh dalam dosa lagi, ia pun segera bertaubat kembali kepada Allah SWT Yang
Maha Pengampun atas segala dosa!
Kita, sebagai Muslim, sudah sepatutnya bersyukur, konser Lady Gaga batal di Indonesia. Semoga ini menjadi bahan introspeksi bagi kita semua, bangsa Indonesia, bangsa Muslim terbesar di dunia. Di negeri inilah dulu para wali dan pejuang-pejuang dakwah Islam berjihad selama beratas-ratus tahun mempertaruhkan jiwa, harta, dan keluarga mereka, demi menegakkan ajaran Tauhid dan menghapuskan paham-paham kemusyrikan.
Namun, kita diwajibkan terus bersiap-siaga, karena setan tidak akan pernah berhenti menggoda dan berusaha menyesatkan manusia dengan berbagai cara! “Wahai orang-orang beriman, bersabarlah, perkuat kesabaranmu, dan bersiap-siagalah selalu, dan bertaqwalah kepada Allah, supaya kamu meraih kemenangan.” (QS Ali Imran:200).*/Depok, 1 Juni 2012
Penulis Ketua Program Studi Pendidikan Islam—Program Pasca Sarjana Universitas Ibn Khaldun Bogor). CAP hasil kerjasama antara Radio Dakta 107 FM dan www.hidayatullah.com
Sumber: Hidayatullah.com
Judul : “Makna Batalnya Konser Lady Gaga”
Ditulis Oleh : Unknown
Rating Blog : 5 dari 5
Ditulis Oleh : Unknown
Rating Blog : 5 dari 5
13 Comment/s:
lady gaga gak jadi ke indonesia karna takut terjadi kericuhan dan membahayakan keselamatan,karna FPI tuu mau anarkis nar di konser dia.. kalo soal kebebasan,, mm apakah negara kita liberal?kayaknya gak deh,bebas boleh tapi ada batasan.
sejujurnya saya biasa aja dengan lady gaga,dengan kompromi kan,gak harus jadi trending topic nasional bahwa indonesia mengecam lady gaga sampai lebay kayak kemarin -.- saya cuman kesel aja liat FPI tu -.- suram apaan yang namanya front? hueeekekkeekk saya pun nonton tv one waktu itu debat ,ada yang kontra dengan FPI dan orang FPI dah nge gas gitu ngomongnya.. -.- bahas pulak apa apa yang udah FPI lakukan untuk bangsa yang diorang dah tolong sana sini.sebenarnya mereka mau ria ya? -.- tadi nya saya sedikit simpati dengan front tersebut cuman setelah nonton tv one dan lihat orang itu berbicara dengan kasar dan tidak lemah lebut saya jadi antipati.-.- sejujurnya saya bingung jugak dengan polisi tu.mula mula mereka gak setuju dan menentang,akhir akhirnya mengizinkan -.- apakah sebelumnya mereka belum dapat uang dari promotor?huhu.. -.- hahha.. menyedihkan setiap berita saat itu tentang lady gaga dan FPI yg belik tiket lady gaga cuman buat rencana bakal rusuh di sana.. -.- padahal kan islam mengajarkan dengan lemah lembut tanpa kekerasan.kalau memang gaya lady gaga yang senonoh dan gak sopan dan gak sesuai dengan budaya timur,kan bisa kita sampaikan lewat promotor bisa penampilan dia agak sedikit sopan atau jangan bawakan lagu yang isinya agak agak mengarah ke hal hal yang tidak benar.-.- lady gaga ke indonesia bukan nya mau nyebar agama dia kan? =.= dia mau konser.banyak lagi artis dangdut indonesia yang seksi nya gak nahan.. -.- zzzz sekali lagi jangan kita mengecam seseorang dan menjudge hanya karena penampilan dan bagaimana dia.tapi kita ambil enaknya aja dan asiknya aja dari musik dia.gak akan laa mendengarkan lagu lady gaga ataupun nonton konser dia akan mengubah keimanan warga RI karena jelas di UUD bahwa indonesia hanya mengakui 5 agama.kalau mau agama yang lain?silahkan angkat kaki dari negara kita -.-
dan negara kita bukan laah negara ISLAM.apa kata umat agama lain?kok FPI anarkis, -.- menyedihkan dah ISLAM adalah agama yang lemah lembut dan gak anarkis.kecuali lagi perang.boleh laah kita anarkis.
sekian maaf malah posting entry di sini ehhehehhehe :D ini cuma opini dari seorang remaja yang baru dapet KTP dan maaf kalau banyak salah.. hanya sampaikan pendapat. :D :D maaf kalau ada suatu yg menyinggung dan kalaupun ada yang menyinggung itu bukanlah hal yang di sengaja hehhe (gubraaak) wassalam,nice post admin!!! keep write ^^
yang pasti promotor lady gaga tu kan gagal datangin si ratu setan tu,promotor bakal datangin artis K-pop hahha :) senang nya saya,semoga FPI gak frontal lagi karna kalo sampek mereka frontal saat kedatangan artis k-pop saya bakal........ (opo?) wkkwkwk karena saya penggemar k-pop
wassalam :D
alhamd. jika memank negara kita dikatakan tidaklah liberal. namun perlu diketahui, demokrasi adalah anak kandung pertama liberalisme yang menyerukan hak individu mutlak. sebaliknya kebebasan yang kita ketahui sebagai sesuatu yang tidak mutlak, karena norma dan nilai agama yang membatasi. namun, jika aksi lady gaga tetep kita aminkan bisa manggung di INA. bukankah sama saja kita mempersilahkan anak kecil main api di atas tumpukan jerami? jika memank mau begitu, fatal akibatnya. apa bedanya artis pribumi dengan lady gaga dan sebangsanya? jika ternyata kita sudah sadar dengan keadaan yang meresahkan moral anak bangsa, kenapa mau ditambah lagi dengan gempuran barat yang menjadi sumber maksiat?
peranan adl'aful iman kita sebagai sorang muslim mana?
"Bila engkau melihat kemungkaran maka ubahlah dengan tanganmu. Bila engkau tidak sanggup, maka ubahlah dengan perkataanmu. Bila engkau tidak sanggup juga, maka ubahlah dengan hatimu, itulah serendah-rendahnya iman"
jangan karena melihat anggota FPI yang berapi-api, kita menjadi antipati terhadap nasib bangsa sendiri yang jelas-jelas sedang digempur oleh propaganda ajaran satanism.
mau nyuruh lady gaga berbusana macam apa? yg namany makhluq semacam lady gaga itu sudah satu paket dengan tabiat manggung, cara berpakaian, dan lyric2 yg dibawakan. seorang pemabuk yg pakai baju taqwapun tetep saja pemabuk. pelacur pake jilbab yg tengah layanin jajannya laki idung belank juga tetep aja pelacur. masih mau paksain lady gaga manggung pake busana sopan. teu tiasa atuh. podo ae.
memang, lady gaga bukan sperti misionaris2 jamanny portugis. tapi, LG (ajalah disingkat) itu mempropagandakan nilai2 satanic, simbol2, sekaligus paham2nya. bahaya.
negara kita sarat dengan perjuangan ulama2 muslim, mereka gigih membangun negara yg sekarang islam menjadi mayoritas penghuninya.. di bangku SD pernah diceritakan perjuangan dan dakwah wali songo? pernah dijelasin bagaimana Tjut Nyak dien gigih pertahankan tanah Aceh? terus bagaimana dengan pangeran Diponegoro yang terkenal kepeloporannya. mereka mendakwahkan Ajaran Islam sekaligus membangun Kedaulatan yang sekarang kita nikmati kejayaannya.
namun, apakah itu hanya sekadar cerita masa lalu? asatirul awwalin? yang kita tidak hargai dengan hanya mempertahankan saja? miris sekali.
dalam peperanganpun, Islam tidaklah anarkis. dalam berperang Islam tetap Rahmatan. tidak boleh menebas tetumbuhan, orang tua, anak kecil, dan wanita. namun, bagaiamana dengan Zionis Israel? mereka tidak pandang bulu.
syukran sudah berkunjung,,
wa'alaikumsalaam.
-.- kalo perang gak anarkis mana bisa menang -.- wkwkwk..
yes! tanggapan yang sangat bagus... tapi yang saya sayangkan adalah kenapa bisa hanya konser kayak gitu kita sibuk sampai sampai DPR ngadain rapat cuman buat bahas LG doang -.- gak penting dan menghabiskan waktu..
sebelum ke indonesia LG manggung di korea,sama saja di Korea selatan LG di kecam oleh umat kristiani.. tapi mereka hanya mengecam dan memberi tahu bahwa kedatangan LG gak di inginkan oleh umat kristiani di sana.yang saya sayangkan yang ke 2 yakni bagaimana bisa belum aja konser di gelar dah mau bikin ricuh?dah punya niatan buruk... saya dalam konteks ini juga tak mengizinkan dia manggung.. tapi sikap yang terlalu berlebihan laah yang membuat saya gak suka terhadap tindakan orang orang kemarin.. -.- dan negara kita bukan negara islam.zz walau banyak pejuang islam yang bangun negara kita sehingga bisa seperti ini namun,lihatlah kenyataan nya negara kita bukan negara islam dan kita juga punya pejuang beragama lain.lagian yg nonton LG kan agama nya belum tentu islam?sodara saya yang non islam bertanya pada saya,"kok islam anarkis banget ya?kami kristiani juga menentang tapi tidak seanarkis kalian"
tapi saya akui bahwa untuk ANARKIS indonesia nomor 1.. wkwkwk
:D sama sama ya bagus ini postingnya xixiixi :)
nenk geulis, perang jaman sekarang tu gak jamannya lg menang dengan cara anarkis. kalau kita masih berpandangan bahwa perang hanya bisa menang lewat anarkistis, KO kita. jaman sekarang berkembang ke arah ranah pemikiran. bukannya ngegym tiap hari supaya badan kuat berotot terus perang. zionis2 dan misionaris2 lebih mempersiapkan diri membangun daya intelektual mereka. mereka berpikir bagaimana caranya menghancurkan umat islam jaman sekarang, dan caranya ada dengan invasi dunia hiburan yang sekaligus mempropagandakan nilai2 sesat mereka di atas panggung hiburan tersebut. dan parahnya, ketika lady gaga mau manggung, orang INA yg awam dengan nilai2 keluhuran bangsa sendiri malah mengamini, mempersilahkan lady gaga presentasi kesesatan dan penghancuran moral di atas ribuan warga INA.
tapi, sudahlah. alhamd. sekarang ukht berubah untuk tidak mendukung LG manggung di INA.
ukht muslim, pake jilbab, alhamdulillah. tapi, kenapa dengan Agama sendiri dari komen sbelumnya sperti tidak menaruh sikap optimistis untuk berjaya atau malah antipati terhadap saudara semuslim sendiri. okay, itu mungkin pandangan ukht jika negara kita bukan Islam yang ditarik kesimpulannya karena negara kita berdiri bukan hanya karena campuur tangan orang Islam saja dan penduduk INA bukan semuanya Islam. tapi, Nabi-nya ukht itu, Muhammad SAW membangun negara madinah yang berperadaban Islam apakah hanya karena orang islam yg berperan? tidak, paman Nabi yang nggak masuk Islam pun menyalurkan simpatinya untuk melindungi nabi dari kafir Quraisy. selanjutnya, ketika Islam berdiri menjadi negara yang utuh di bawah kepemimpinan RAsul dan diteruskan oleh sahabat2nya, yang non-muslim pun bisa tenteram hidupnya. bisa sejahtera. dan ketika non-muslim itu berontak, pemerintah islam juga bertindak.
anggap saja apa yang menurut ukht atau sdara non-muslimnya ukht terkait islam yg anarkis itu adalah sebagai respon dan upaya peduli gerakan Islam tersebut terhadap keutuhan Bangsa yg bermartabat.
tapi israel dan palestina tu anarkis perang nya.. wkkwk
yup tapi FPI masih anarkis ???tanya pada orang orang,apakah FPI gak anarkis?adek saya yang kelas 6 sd aja bilang mereka anarkis wkkwwkk
=.= dan dari pertama saya emang gak dukung LG -.- zzzzz
saya bukan penggemar LG yang saya gak suka front gerakan islam tu lebay -.- saya gak suka front nya organisasi nya bukan orang nya.kata orang tu kalau benci benci lah sifat nya jangan orang nya.iya saya islam dan nabi saya muhammad tapi kita juga butuh toleransi antar umat agama,dan kenyataan nya kita hidup di indonesia yang memang mengakui 5 agama .intinya saya tetap di pihak islam dan gak dukung LG ke indonesia,cuma respon yang saya ga suka dari teman teman se agama saya yang mengecam LG karena pakaian nya saja -.- dan waktu saya nonton TV tu yang di bahas kebanyakan bukan nya lady gaga zionis melainkan karena pakaian dia yang tidak menutup aurat dan saya sangat menyayangkan aja gitu trending topic senasional tentang lady gaga yang pakaian nya... -.- sedangkan masih banyak artis indonesia yang seperti itu.
dan saya pikir cukup sekian ini obrolan nya..
kalau di lanjutkan nanti panjang cerita lagi .. haha diskusi yang menarik.
. . wachhhhh,, numpank baca aja ach. cz aq no comment kalo tentang lady gaga. he..86x . .
@Rulita: I've just realized that we're totally different.
@Vpie: go Ahead, please.. have it ur way :)
I was here. I personally think you should have a cbox. Besides, your post is written in a language I don't understand. ☺
oh, ya.. that's good idea, my bro.. and i'll give mine a translator immediately so u could understand of what i posted. ya, thanks for coming.. :)
Visit today,, please visit back
aihh,, banyak betul linknya, gan..
lady gagal ya gagal bae lah. :D
Bro, bukutamunya gelap, jd susah le ngisi. :p
ko gelap,, biasa aja lah.. :)