Bismillaahirrahmaanirrahiim,
Alhamdulillah, kawan. Pada kesempatan kali
ini saya akan mencoba mengangkat sebuah judul terkait di mana keberadaan
saya yang tengah bersemayam sekarang. Bukannya tanpa alasan, kenapa saya
memilih judul STAIL Hidayatullah Surabaya Kampusku sebagai trending topic kali ini. Kebetulan saja, setelah sekian lama
saya bergumul dengan forum macam ini ada kontes SEO yang diadakan BEM kampus
yang dipikir-pikir secara tidak langsung memberi faedah menyadarkan diri saya
untuk menyempatkan buat tulisan yang khusus membahas STAIL Hidayatullah Surabaya Kampusku.
Hemat
saya, dipikir-pikir kapan lagi (dotkom) coba saya bisa meluangkan waktu dan
menuangkan pikiran yang secara langsung ngomongin STAIL Hidayatullah Surabaya Kampusku. Mungkin
pernah sih kalau nyinggung-nyinggung dikit di postingan yang pernah saya muat.
Tapi, ya dikit.
Maka dari itu sekaranglah saatnya buat
saya untuk tampil dan unjuk gigi (*cling) mengabarkan kepada semua blogger yang
terdampar di dermaga blog saya agar mengetahui bahwa di tengah bergulirnya
peradaban dunia zaman sekarang terdapat sebuah kampus yang bervisikan jauh ke
depan, tepatnya "Menjadi Perguruan tinggi yang unggul dalam menghasilkan
kader-leader dan profesional". STAI Luqman al-Hakim Hidayatullah Surabaya,
itulah kampus yang saat ini tengah gencar-gencarnya melakukan program
regenerasi kader yang matang berjuang di tengah masyarakat zaman sekarang yang
notabene sedang terseret arus modernitas dunia.
Sejarah
Pada awal berdirinya, STAIL Hidayatullah Surabaya Kampusku
bernama PTI (Pendidikan Tinggi Islam) yang didirikan pada Tahun 1994. Ketika
itu perkuliahan berjalan dengan menggunakan 100% kurikulum sendiri dan belum
mendapatkan status Terdaftar. Kurikulum tersebut dirancang untuk mencetak kader
da’i yang siap diterjunkan ke cabang-cabang untuk membina umat di daerahnya.
Melihat perkembangan zaman, tuntutan
sosial dan prospek out put mahasiswa, serta peluangnya untuk dapat mengikuti
program pendidikan yang lebih tinggi (S2 & S3) mengharuskan PTI pada tahun
1997 berubah namanya menjadi STAIL (Sekolah Tinggi Agama Islam Luqman al
Hakim), dan berusaha untuk mendapatkan status terdaftar serta berafiliasi ke
Depag. Dengan asumsi bahwa program pengkaderan tetap dominan, dan mahasiswa
sekaligus mendapatkan materi perkuliahan yang berisi kurikulum nasional.
Proses
Pengkaderan
Berawal dari perjuangan di tahun pertama,
mahasiswa baru ditempatkan di sebuah daerah yang terkenal persis gersangnya. Di
sebuah bukit kukusan yang terkenal aktifitas tambang kapurnya, terletak tepat
di Panceng, Gresik mereka mesti menjalani berbagai macam kegiatan perkuliahan
dan sekaligus pengkaderan dengan sistem yang ketat dalam suasana boarding
school. Bangun tidur pukul dua dini hari, merekapun pergi mengambil air wudlu
kemudian bersungkur guna mempertebal daya spiritualitas melalui shalat lail.
Rutinitas kebutuhan shalat lima waktu mereka jalankan dengan penuh disiplin dan
keseriusan. Berjama'ah dan tanpa masbuk. SubhanAllah. Berlanjut pada program
yang lain, mahasiswa aktif menjalani kegiatan peduli lingkungan dengan agenda
seperti perbaikan akses jalan keluar masuk kampus Panceng, penataan lapangan
kampus, pemeliharaan tempat pemandian warga sekitar kampus, dan lain-lain.
Setelah lulus uji "emisi" selama
satu tahun, mahasiswa pun "turun bukit" menuju kilaunya gemerlap kota
Surabaya. Terletak di Surabaya Timur, STAIL Hidayatullah Surabaya Kampusku persis bersebelahan
dengan kampus elit ITS. Di Surabaya, mahasiswa melanjutkan studinya dengan
tidak mudah. Tidak jarang mereka dihadapkan dengan urusan luar kampus yang
dapat meng-upgrade kapabilitas mereka sebagai mahasiswa atau bahkan malah
menjerumuskan keadaannya pada hal yang negatif. Terkait dengan berbedanya
situasi sistem antara kampus Panceng dengan Surabaya yang berjalan.
Arena
Sesungguhnya
Singkat cerita, 3 tahun sudah mahasiswa STAIL
menjalani studinya di Surabaya, karir profesional telah menanti mereka.
Tersebar di seluruh penjuru Nusantara, mahasiswa siap terjun di arena yang
sesungguhnya. Secara langsung, mahasiswa yang sekarang menjadi da'i akan
menghadapi situasi pelik nan kompleks masyarakat negeri.
Baik, begitulah kawan, sedikit ulasan
profil STAIL Hidayatullah Surabaya Kampusku yang tercinta. Semoga penuh manfaat. Mengingat pengalaman saya jika berbincang
dengan temen mahasiswa luar, kemudian ketika di tengah perbincangan tidak jarang
dialog semacam ini akan muncul.
"Antum mahasiswa mana, akhiy?"
"Hm, ana mahasiswa ITS"
"Oh,,"
"Kalau antum sendiri dari mana?"
"Kalau ana dari STAIL"
"Hh, STAIL? yang di mana itu?"
Nah, potongan dialog semacam itulah yang
kurang saya kehendaki. Memang, saya kudu realistis juga sih jika kampus saya
belum setenar kampus tetangga atau kampus sekitar Surabaya lainnya. Mungkin,
rekor jam terbangnya saja yang kurang. Tapi, sebenarnya STAIL Hidayatullah Surabaya Kampusku juga cukup banyak
berpartisipasi dalam acara-acara kampus luar, dan penyelenggaraan acara
tertentu yang melibatkan kampus luar pun juga pernah STAIL adakan. Namun, apa
daya. Beginilah kenyataannya. Tidak mengapa.
Kami masih harus berjuang,, berjuang demi STAIL Hidayatullah Surabaya Kampusku..!! []