Prinsip-Prinsip: Explore Mind Share | Suratan Makna

Prinsip-Prinsip: Explore Mind Share

Posted by Unknown Tuesday, April 3, 2012 3 Comment/s
Suatu usaha yang berjalan dalam dinamika kehidupan masyarakat yang terus berkembang, sangatlah memerlukan prinsip-prinsip tertentu yang difokuskan sebagai wahana untuk menciptakan sebuah prestasi yang cemerlang. Demi keberhasilan suatu bisnis yang dijalankanpun, prinsip-prinsip yang diagungkan sangatlah dibutuhkan demi tegaknya bisnis yang dikelola tersebut. Namun, paparan yang diangkat kali ini tidaklah memperbincangkan dunia bisnis, melainkan sebuah manajemen dalam dakwah. Hanya saja, tak ada salahnya prinsip-prinsip yang dikembangkan dalam dunia bisnis dapat ditiru ke dalam dunia dakwah yang berlangsung dan penuh keefektifan.
Sebagaimana yang telah disinggung, berikut  adalah prinsip-prinsip yang dimaksud:

1.      Strategi Pemetaan
Melakukan suatu upaya segmentasi dengan melihat pasar kita secara kreatif. Melayangkan sebuah pertanyaan, bagaimanakah latar belakang masyarakat yang menjadi sasaran dakwah kita?
Senada dengan hal di atas, apabila kita bercermin terhadap apa yang dicontohkan Nabi kepada ummatnya, niscaya dakwah kita akan meraih kesuksesan sebagaimana Nabi dan para sahabat pernah mendapatkannya. Bagaimana ketika Rasulullah dulu memulai dakwahnya pada orang-orang yang beliau kenal baik dan merekapun kenal beliau, mulai dari keluarga kerabat, qabilah, sahabat-sahabat, kemudian ke suku Quraisy dan kota-kota terdekat.
Akibat dari pada itu, maka pada tataran mikropun  kita juga perlu melakukan segmentasi, yaitu upaya pembagian terget sasaran mana yang kiranya akan digarap terlebih dahulu. Apakah tokoh politik? Tokoh agama? Tokoh intelektual? Kalangan eksekutif? Kelas menengah? Kelas pekerja? Mahasiswa? Pemuda? Ataukah pelajar? Tentukanlah!

2.      Penempatan
Bidiklah sasaran dengan menempatkan sumber daya kita secara tepat. Jika segmen sasaran yang telah ditentukannya adalah pada jajaran eksekutif, maka SDMnya pun harus bergaya eksekutif juga. Tidak ada segmen yang ditentukannya itu adalah eksekutif, namun SDM yang ditempatkan adalah semacam pemuda gaul yang lebih condong dalam lingkungan yang nyeleneh.
Rasulullah pertama-tama menyapa para kepala suku/tokoh terkenal dalam masyarakat. Walaupun begitu, Rasul tidak menolak ketika datang orang biasa yang ingin belajar Islam kepadanya.
Seorang pengemban dakwahpun seyogianya mampu mengakses remaja-remaja dan pelajar yang corak kehidupannya zaman sekarang serba gaul dan westernis. Agar bisa berdakwah di kalangan remaja, SDM yang ditempatkan mesti tahu segala macam gaya mereka. Mulai dari bahasa, bacaan mereka, film yang sering mereka pelototin, bahkan dandanannya sekalipun yang mereka bilang cool, dan sebagainya. Hanya sebatas mengetahui sahaja guna membalikkan paradigma salah menuju ranah perbaikan yang bercorak Islami.
Dan target di atas akan efektif jika mampu diakses oleh orang yang potensinya memang sesuai dengan dunia mereka.
Jadi, tidak ada yang tidak bisa dimasuki oleh dakwah, bukan?

3.      Strategi Eksis
Yang berikut ini menuntut da’i agar memegang sebuah posisi penting, yakni memimpin jama’ah dengan cara yang meyakinkan (penuh kredibelitas). Mulai dengan pembentukan sinergi dan integritas diri supaya dapat menumbuhkan kepercayaan orang lain kepada kita. Ketika keperayaan orang telah kita raih den sepenuhnya telah menjadi milik kita, insya Allah apapun yang kita butuhkan dari mereka, niscaya mereka itu akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Namun, sekali kita menyalahi kepercayaan masyarakat, maka akan susah sekali bagi kita untuk meraih kepercayaan itu lagi di kesempatan yang lain. Dan otomatis akan berdampak pula terhadap pelayanan mereka ketika kita membutuhkan sesuatu yang itu semua berhubungan dengan jasa mereka.
Terkait dengan ini, Nabi Muhammad SAW sebelum menjadi Rasul, Muhammad sudah sangat kredibel. Terkenal sebagai orang yang jujur. Abu Bakar adalah pebisnis sukses yang menjadi tumpuan dan harapan kaumnya. Begitupun juga Umar, beliau adalah tentara pemberani yang tegas membela apapun yang dia yakini. Dampaknya, ketika Islam semakin menancap, kredibelitas itupun justru semakin tinggi.
Untuk menumbuhkan kredibelitas yang dimaksud, cukuplah kita mulai dari diri kita sendiri. Sebagaimana Islam yang menekankan ummatnya untuk menjaga amanat, maka kala berinteraksi muamalat pun harus amanat. Karena konon kita memiliki konsep pengaturan negara, maka hendaknya gerak organisasi kita pun juga teratur. []
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA

Judul : Prinsip-Prinsip: Explore Mind Share
Ditulis Oleh : Unknown
Rating Blog : 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://suratanmakna.blogspot.com/2012/04/prinsip-prinsip-explore-mind-share.html. Sekali lagi terima kasih sudah singgah membaca artikel ini. ^_^

3 Comment/s:

Luqman Hakim said...

sip..sip..wah, bisa jadi bisnis man nih :-)

Unknown said...

hoo,, insya Allah.. saya berminat,,!!

Tjatatan Dwiek said...

Keren...,Sangat memotivasi dan mengisnpirasi.
Salam kenal.:)