Hari Ke 22: Membuat Laporan
Monday, September 9, 2013
2
Comment/s
Jelas
sudah, semuanya. Ternyata keluarga besar Pak Tarmin sudah merencanakan ini dari
jauh hari. Dari awal ramadlan beliau selalu menyediakan kami lauk untuk sahur
dan berbuka, bersama Mba Umm, Mba Cici dan yang lainnya Pak Tarmin menyediakan
kami hidangan bermacam-macam yang pada awalnya membuat kami kebingungan untuk
menyikapi hal tersebut. Betapa tidak, setiap hari kami disuguhi makanan terus
bagai sekawanan orang yang terpandang dari negeri kerajaan yang karenanya kami
pun tidak menolak sama sekali. Tapi, yang jelas bagaimanapun kami merasa tidak
enak sekali, apakah pelayanan itu tidak memakan biaya yang banyak?
Setelah
kami konfirmasi, terciptalah sebuah kesepakatan untuk menyisihkan uang kas kami
kepada keluarganya Pak Tarmin guna kebutuhan masaknya. Mudah-mudahan dengan
penyerahan uang tersebut bisa memperjelas keadaan, walau sebenarnya dari awal
beliau ikhlas menyuguhi kami. Lagian, buat apa uang kas yang sedianya selalu
turun setiap minggunya selain untuk kebutuhan masak? Oleh karena itu, kami
menyerahkan saja uang tersebut pada keluarga Pak Tarmin.
Agenda
kami hari ini adalah kembali melanjutkan pekerjaan kami yang kemarin belum
selesai, yaitu mengecat bagian Mushalla dan rumahnya Pak Tarmin. Pada bagian
Mushalla ada bagian yang mesti ditambah dan diganti, yakni bagian langit-langit
yang tampak sudah usang dan menambah bagian yang belum terpasang sama sekali.
Pemasangan ini diserahkan kepada Pak Tarmin sendiri, karena beliau memang
paling ahli untuk memasang langit-langit tersebut. Sedangkan kami cukup
mengecat-ngecat saja bagian yang belum dicat, karena memang masih banyak bagian
pengecatan tersebut yang belum terselesaikan.
Sebagaimana
kesepakatan yang telah lalu, bahwa durasi pengecatan ini dicukupkan sampai
menjelang siang saja selebihnya adalah waktu kami untuk istirahat atau
santai-santai. Lebih jelasnya, pagi tadi pengecatan berakhir saat cat yang
tersedia sudah habis terpakai semuanya, padahal masih ada bagian yang belum
terselesaikan. Tapi, mau bagaimana lagi catnya memang sudah habis, terpaksa
pekerjaan kami dihentikan pas menjelang siang tadi.
Sebelum
dzuhur tiba, kebanyakan dari kami pada sibuk membersihkan diri setelah bekerja
tadi. Sedangkan yang lainnya hanya siap-siap berwudlu saja, karena mungkin
mereka ini tadi paginya sudah mandi atau mungkin yang cuma wudlu itu tidak ada
rencana untuk mandi sama sekali. Meskipun begitu, insya Allah sore harinya pada
mandi semua. Usai bersiap-siap, segera kami mengisi Mushalla yang pada waktu
dzuhur ini tidak dihiasi oleh jama’ah perempuan. Jadi, bagian Mushalla yang
biasanya dibagi dua dengan tirai hijab, kini menjadi satu saja.
Usai
dzuhur itu kami disibukkan dengan kedatangan dosen DPL yang akan tiba besok
hari, saat dosen tersebut datang kami mesti menyerahkan tugas laporan kegiatan
KKN kami padanya. Oleh karena itu, siang ini kami mesti membuat laporan
tersebut dengan sedikit mengingat-ngingat apa saja yang selama dua minggu ini
telah kami kerjakan. Bagi yang merekam agenda selama dua minggu itu melalui
catatan, tentunya hal ini mudah saja hanya tinggal menyalin catatan agenda
tersebut ke lembar laporan kegiatan yang telah disediakan. Namun, perkara ini
menjadi sangat merepotkan bagi mereka yang tidak ada catatan sama sekali,
diperparah lagi dengan ingatan mereka yang pas-pasan. Mereka yang kebingungan
mengisi laporan itu tidak kehabisan akal, cukup menyalin saja lembar laporan
punya temannya atau tidak menyalin dari laporan kegiatan perkelompok. Masalah
isi laporannya bagaimana, paling tidak jauh berbeda dengan kegiatan pribadi
yang sudah dilaksanakan. Mengisi laporan tersebut tidaklah memakan waktu yang terlalu
lama, sehingga saat semuanya telah beres sebagian dari kami langsung pergi
tidur siang sampai ashar tiba.
Rupanya
kumandang adzan belum mampu membangunkan kami yang lagi enak tidur siang, tapi
untungnya selalu ada orang yang membangunkan kami, jadi barulah disadari kalau
adzan tengah berkumandang. Berbeda dengan dzuhur tadi, shaf perempuan pada
shalat ashar sekarang ramai diisi oleh jama’ahnya. Meskipun hanya diisi oleh
anak-anak mengaji, tapi setidaknya shaf tersebut sudah ada yang mengisi dari
pada dzuhur tadi yang tidak ada sama sekali. Tampaknya sore hari ini tidak ada
kesibukan yang berarti, selain seperti biasa kami mesti menyiapkan diri kami
untuk menghadapi aktifitas malam yang kebanyakan bertugas mengisi di Masjid dan
Mushalla-Mushalla luar. Tapi, ada juga yang sekarang bagiannya piket, seperti
biasa juga mesti menyiapkan hidangan berbuka kami nanti yang tinggal diambil
saja dari salah satu keluarga besarnya Pak Tarmin.
Saat
waktu berbuka tiba—alhamdulillah—es
campur telah siap untuk kami santap. Dikarenakan es campur tersebut dibuatnya
banyak, maka ada alasan bahwa satu gelas buat saya tidaklah cukup. Oleh karena
itu, saya tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk menambah porsi lagi. Tidak lama
setelah itu, kami bersiap-siap untuk shalat Maghrib dulu kemudian sesudah itu
acara berbuka dilanjutkan lagi dengan makan makanan berat yang selalu kami
nanti-nantikan kebersamaannya.
Bagi
yang akan bertugas mengisi tarawih, tidak usah makan berlama-lama apalagi
mengambil porsi yang banyak. Soalnya, sebelum berangkat mereka mesti menyiapkan
diri sesiap mungkin, belum lagi resiko jika makan dengan porsi yang banyak
karena khawatirnya akan menimbulkan masalah yang tidak diinginkan. Dengan
begitu waktu maghrib terasa sangat pendek sekali, karena beberapa kesibukkan
yang meliputi mereka. Sedangkan saya sendiri santai saja, karena saya sendiri
sedang tidak ada tugas. Awalnya saya ada jadwal mengisi juga di Mushalla luar,
tapi karena kami bertiga sedangkan kami memakai motor maka cukup dua orang saja
yang berangkat, yaitu Yasin dan Marhalim. Mengenai jadwal saya mengisi hanya
sekadar menemani saja, bukan mengisi dalam pengertian bertugas ceramah atau
mengimami shalat tarawih. Oleh karena itu, saya mengisi di Mushalla sini saja
menemani Husairi dan Irsyad yang sedang bertugas.
Saat
waktu shalat tarawih lewat, suasana Ramadlan di pedusunan kami coba bangun
kembali dengan kegiatan tadarrus yang dikumandangkan di Mushalla. Sayangnya,
tidak bertahan sampai berjam-jam tadarrusan pun berakhir sebelum pukul sembilan
malam pada Hari Ke 22: Membuat Laporan ini. []
Judul : Hari Ke 22: Membuat Laporan
Ditulis Oleh : Unknown
Rating Blog : 5 dari 5
Ditulis Oleh : Unknown
Rating Blog : 5 dari 5
2 Comment/s:
Share yang pastinya bermanfa'at... Thank's for share yak. Salam :)
selamat hari raya idul adha