Belajar: Aktifitas dan Teori
Thursday, November 29, 2012
0
Comment/s
A. Definisi
Banyak definisi para ahli terkait apa yang dimaksud dengan belajar, di
antaranya yaitu apa yang dikemukakan berikut ini:
1. Menurut Aliran Behaviorisme (BF.
Skiner, Pavlov, dan Guthrie): Proses adaptasi atau penyesuaian
tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Adaptasi akan optimal jika ada reinforcement. Timbulnya tingkah laku
adalah karena adanya hubungan antara stimulus dan respons.
2. Menurut Chaplin dalam Dictionary of Psychology: Perolehan
perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat dari latihan dan
pengalaman
3. Menurut M. Sobry Sutikno dalam bukunya yang berjudul Menuju Pendidikan Bermutu (2004),
mengartikan belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya.
Atas dasar beberapa
definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar itu adalah sebuah
perubahan yang terjadi dalam diri seseorang setelah melakukan aktifitas
tertentu. Di sisi lain, belajar merupakan sebuah seni untuk mengembangkan diri,
karena pada belajar terdapat proses yang memungkinkan kita untuk menjadi
pribadi yang lebih baik. Pada masa belajar, seorang siswa menginternalisasi apa
yang dipelajarinya dan kemudian dikonversi menjadi sebuah sikap dan perilaku
yang akan senantiasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Imam
al-Ghazaly, pengetahuan memasuki wilayah kepribadian seseorang melalui tiga
tahap, yaitu: teori, aplikasi, dan pengalaman. Ketiga hal ini mampu mengerahkan
seluruh potensi kita dalam proses belajar ketika ditunjang oleh minat yang
kuat. Seorang pribadi yang perkembangan dirinya tumbuh secara pesat, ini bisa
disebabkan karena minat yang kuat dalam dirinya.
4. Ada 4 term yang esensial dalam
memahami proses belajar :
a) Relatively Permanent (secara umum menetap)
b) Response Potentiality (kemampuan bereaksi)
c) Reinforce (yang diperkuat)
d) Practice (latihan)
B.
Beberapa Aktifitas Belajar
1. Instrumental Conditioning
Teori ini berangkat
dari pada tiga komponen dalam belajar yang digagas oleh Skinner, yaitu: Discriminative Stimulus (SD), Response, dan Reinforcement. Teori Operant Conditioning atau Instrumental
Conditioning adalah
proses pengkondisian melalui proses penguatan perilaku yang dapat dilakukan
melalui kegiatan Reinforcement
(penguatan positif atau negatif) yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut
dipahami secara baik atau menghilangkan beberapa perilaku yang tidak di inginkan. Selain itu teori ini juga diteliti oleh Pavlov yang kemudian dirumuskan oleh Skinner bahwa sepatutnya setiap
tindakan dalam bentuk rangsangan yang diberikan melalui Discriminative Stimulus
akan menghasilkan Respon Positif dan Negatif dari hasil stimulus tersebut.
Sehingga Reinforcement itu dibutuhkan
sebagai sebuah konsekuensi dari tindakan yang diberikan baik dalam bentuk
penghargaan dan hukuman pada respon positif atau negatif.
2. Psikologi Kognitif
Psikologi
kognitif adalah sebuah teori mengenai
tingkah laku seseorang yang didasarkan pada tindakan mengenal/memikirkan
situasi di mana tingkah laku itu terjadi. Prinsip pada teori ini ditandai dengan belajar yang aktif, belajar lewat interaksi sosial, dan belajar lewat pengalaman sendiri.
Konsep
yang terpenting dalam teori ini adalah insight/wawasan yaitu: pengamatan atau pemahaman mendadak terhadap hubungan antara bagian-bagian di
dalam suatu situasi masalah.
C.
Teori–Teori Belajar
1. Aliran Behaviorisme:
a)
Koneksionisme (S–R Bond
Theory/Trial
and Error Learning). Teori ini
dikemukakan oleh: Edward L. Thorndike. Menurut teori ini,
belajar adalah hubungan antara stimulus dan respons. Jika sebuah respons menghasilkan
efek yang memuaskan, maka hubungan antara stimulus dan respon akan
semakin kuat. Unsur-Unsur: Stimulus (rasa lapar kucing), Response (tidak sengaja menekan pengungkit), Law of effect (Pintu Terbuka), Law
of Readiness dan Law of Exercise.
Jadi, belajar merupakan
sebuah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus yaitu apa saja
yang dapat merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan,
atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera. Sedangkan respon
yaitu ineraksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang juga dapat
berupa pikiran, perasaan, atau gerakan/tindakan.
b) Classical Conditioning (Pembiasaan Klasik) oleh Ivan Pavlov.
Menurutnya, belajar adalah sebuah prosedur penciptaan refleksi baru dengan cara
mendatangkan stimulus sebelum terjadinya reflek tersebut. Unsur–unsur: CS, UCS,
CR, dan UCR
c)
Pembiasaan
Perilaku Respons, oleh Burrhus Frederic Skinner. Reinforcement (penguatan) akan mampu
meningkatkan kekuatan tingkah laku.
2. Aliran kognitif
Belajar
adalah semacam peristiwa mental yang melibatkan ranah
cipta, berfikir, mempertimbangkan pilihan dan mengambil
keputusan. Perwujudan perilaku belajar adalah adanya perubahan kebiasaan,
keterampilan, pengamatan, berfikir asosiatif, daya ingat, sikap (kecenderungan
mental), apresiasi, dan tingkah laku afektif. Sedangkan teori belajar kognitif
lebih menekankan pada belajar merupakan suatu proses yang terjadi dalam akal
pikiran manusia.
Contoh mata
pelajaran pada aliran ini adalah matematika yang lebih cenderung termasuk ke dalam aliran
belajar kognitif yang proses dan hasilnya tidak dapat dilihat langsung dalam
konteks perubahan tingkah laku.
Judul : Belajar: Aktifitas dan Teori
Ditulis Oleh : Unknown
Rating Blog : 5 dari 5
Ditulis Oleh : Unknown
Rating Blog : 5 dari 5
0 Comment/s: