Bonek Kembali Tewas
Thursday, June 7, 2012
2
Comment/s
Sang
korban yang bernama Purwo Adi Utomo merupakan siswa kelas 3 SMK 5
Surabaya. Suporter yang akrab disapa
Tomi tersebut merupakan salah satu dari ribuan penonton yang memadati tribun
stadion yang kisruh. Kekisruhan tersebut bermula saat pertandingan berjalan
dengan tensi yang cukup menegangkan. Keadaan tuan rumah yang tertinggal dua
angka dari tim tamu, cukup mengompori keadaan penonton yang ramai. Sejumlah penonton di sisi barat stadion
Tambak Sari mulai melemparkan botol ke lapangan. Situasi agak mereda setelah
Persebaya mampu menyamakan kedudukan menjadi dua sama. Namun kisruh kembali
pecah ketika tim tamu memimpin 3-2 di menit 93 pertandingan. Saat situasi mulai
tidak kondusif, Persebaya mampu menyamakan kedudukan lewat Fernando Soler di
menit akhir. Namun skor akhir tiga sama tidak membuat situasi panas mereda.
Melihat
keadaan demikian, polisi mencoba membubarkan suporter dengan sebuah tembakan
gas air mata. Kontan, suporter yang banyak terdiri dari perempuan, anak kecil,
dan balita pun kocar-kacir keluar stadion dan mencoba untuk menyelamatkan diri
dari tembakan gas air mata Polisi. Sehingga, ada sebagian suporter pun terjatuh
dan terinjak karena kepanikan tersebut. Sesaat setelah situasi mereda, korban
pun berhasil dievakuasi.
Sebagaimana
dikutip ANTARA, Tri Maryanto menuturkan bahwa korban diketahui memang jatuh
terjungkal saat mencoba keluar dari
pintu. Mengetahui hal tersebut, korban diangkat dan diberi pertolongan pertama
oleh tim medis. Namun ketika dilarikan ke rumah sakit, nyawa korban sudah tak
tertolong lagi.
"Dari
hasil otopsi yang dilakukan tim dokter, kematian korban karena kekurangan dan
kehabisan oksigen. Tidak ada kontak fisik sedikit pun dengan aparat," ujar
mantan Direktur Pengamanan Objek Vital Polda Jatim tersebut di kamar jenazah
RSU dr Soetomo Surabaya, Senin dini hari.
Berbenah!
Menilai
peristiwa di atas, telah digambarkan bagaimana fenomena antusiasme suporter sepak bola Indonesia yang masih kurang profesional dalam
menanggapi keadaan Tim kesayangan saat menerima hasil yang tidak memuaskan.
Keadaan semacam ini tidaklah terjadi hanya sekali atu dua kali saja, justru
sering terjadi yang menyeret beberapa lapisan generasi.
Bercermin
terhadap antusiasme suporter bola di eropa yang kita kenal banyak dihuni oleh
klub-klub besar dunia dengan suporter yang tinggi nilai loyalitasnya, tidaklah
menimbulkan aksi-aksi berlebihan sampai menciptakan kerusuhan yang sering
terjadi dan berlarut-larut seperti di Indonesia kini. Suporter klub Italia, SS
Lazio yang disebut Irriducibili Lazio jarang sekali terdengar menimbulkan aksi kericuhan yang memakan nyawa
suporter hanya karena tim kesayangan yang tidak meraih hasil yang memuaskan. Dan
begitupun kebanyakan suporter klub-klub besar Eropa lainnya.
Dengan tertibnya Fanatisme suporter bola indonesia
yang rapi diharapkan mampu berperan lebih untuk mendongkrak prestasi PSSI di
dunia. Sehingga tidak mustahil lagi jika Indonesia nantinya bisa menjadi
langganan Piala Dunia seperti Timnas besar dunia lainnya.
Di lain sisi, ada sejarah mencatat saat
itu tahun 1991 bertanding Dynamo Zagreb melawan Red Star Belgrade. Pertandingan
ini termasuk pertandingan klasik dalam sejarah sepakbola Yugoslavia saat itu
karena melibatkan dua klub besar yang berasal dari etnis yang berseteru dari
masa lampau dan mempunyai basis pendukung fanatik yang tidak pernah akur.
Kerusuhan akhirnya pecah dan pakar sejarah Yugoslavia meyakini pertandingan ini
merupakan salah satu faktor yang berperan besar membuat Yugoslavia pecah
seperti sekarang. Hal itu terjadi karena pemerintah Yugoslavia membiarkan
ketegangan antar pendukung sepakbola yang tidak pernah diupayakan untuk
diselesaikan.
PSSI
seharusnya cepat bertindak. Segera berinisiatif menjadi mediator untuk
membangun rasa kedamaian diantara kelompok-kelompok supporter di Indonesia.
Namun sayangnya nyaris tidak ada action.
Bila PSSI sudah tidak punya nurani untuk membenahi kerusuhan supporter, saya
pikir KONI dan Kementerian Pemuda dan Olahraga dapat mengambil alih peran ini
atas nama negara dan pemerintah.
Perlu
ada kekhawatiran kemungkinan meluasnya kerusuhan supporter menjadi ke arah
separatisme. Rasanya memang hal yang sepele dan rutin dalam konteks kacamata
sepakbola Indonesia, namun bukan tidak mungkin ada upaya dari pihak luar yang
mencoba memecah belah Indonesia melalui sepakbola setelah gagal melalui
organisasi separatisme atau upaya ekonomi. Semoga apa yang terjadi di
Yugoslavia masa lalu tidak terjadi di negara kita. []
Gambar: bola.viva.co.id
Gambar: bola.viva.co.id
Judul : Bonek Kembali Tewas
Ditulis Oleh : Unknown
Rating Blog : 5 dari 5
Ditulis Oleh : Unknown
Rating Blog : 5 dari 5
2 Comment/s:
singgah dan follow blog anda..
jemput follow my blog too k :)
turut berduka gan