Hari Ke 19: Shaum Pertama | Suratan Makna

Hari Ke 19: Shaum Pertama

Posted by Unknown Thursday, February 21, 2013 9 Comment/s

Hari Ke 19: Shaum Pertama

Setengah empat kurang kami dibangunkan oleh mereka yang sekarang adalah bagiannya untuk piket masak. Dan sekarang adalah hari pertama bagi kami untuk menjalankan ibadah shaum. Saat mereka bangunkan kami, masakan yang mereka buat telah siap untuk disajikan. Maka, saat itu juga kami langsung cuci muka kemudian santap sahur. Mengenai makanan sahur tersebut, sebenarya bukanlah orang piket yang masak, namun Ibu warga sini yang dengan baik hati berinisiatif untuk memasakkan sahur buat kami. Kesediaan beliau itu tidaklah diminta oleh siapa-siapa, namun —sekali lagi, insya Allah— atas inisiatif beliau sendirilah yang membuatkannya untuk kami.

Sebelum adzan shubuh berkumandang —alhamdulillah— semuanya telah selesai. Sebagian dari kami memilih baca qur’an untuk menunggu shubuh, sedangkan sebagian lagi ada juga yang tengah sibuk dengan laptopnya yang memutar lagu In Team berjudul kalimah cinta. Setelah tiga lagu dimainkan, barulah adzan shubuh berkumandang dan lagu pun dimatikan. Yang masih di kamar segera menyiapkan diri mereka untuk pergi ke Mushalla, ada yang masih di kamar mandi mengambil air wudlu, dan ada juga yang sudah duluan berada di Mushalla dari tadi. Geliat ramadlan di sini kami rasakan sangat berbeda dengan atmosfir di kampung kami masing-masing, ternyata di sini tampak lebih sepi dari apa yang kita perkirakan sebelumnya. Sungguh, mengingat ngingat seperti ini, kami pun jadi rindu akan suasana kampung sendiri, jadi ingin segera pulang. Namun, hadirnya kesan yang tercipta di sini juga tidak dapat kami pungkiri keberadaannya. Warga yang ramah, rukun, dan solid adalah nilai tersendiri yang membuat jempol kami mengacung buat mereka.

Hari ini kami kehilangan satu personel tim yang cukup diandalkan keberadaannya, Yohan harus pergi ke Surabaya memenuhi panggilan kantornya. Di sana dia akan tugas ramadlan selama satu minggu, lalu kembali lagi ke tempat KKN untuk hari-hari penutupannya. Dia berangkat pagi ini bersama motor kerjanya yang selalu ia bawa ke manapun, termasuk ke tempat KKN ini. Di sini, motor tersebut mesti banyak berurusan dengan jalanan yang kurang bersahabat, karena di sini rata-rata jalannya pada berlubang dan bebatuan semua, beda dengan medan di Surabaya yang mulus-mulus saja.

Pagi sekarang yang tepatnya berada di bulan ramadlan cukup berbeda dengan pagi di beberapa hari sebelumnya, kali ini kami tidak harus menunggu-nunggu sarapan pagi dimulai, dan apapun yang kami lakukan pada pagi-pagi ini bukanlah untuk menunggu sarapan pagi disajikan. Namun, justru pagi ini menjadi terasa lebih panjang waktunya jika digunakan untuk mengerjakan suatu proyek yang besar. Hal tersebut dikarenakan, waktu luang yang biasanya digunakan untuk menunggu sarapan pagi, kini tiada. Namun, sekarang waktu tersebut digantikan oleh waktu kerja yang panjang sampai menjelang siang.

Sebagaimana pagi sekarang, kami harus melanjutkan pekerjaan kami yang kemarin belum terselesaikan, yaitu mengecat Mushalla. Di sini kami mengkombinasikan dua warna antara putih dan hijau, putih ditempatkan untuk dinding dan langit-langit, sedangkan hijau untuk pagar kayu Mushalla. Pengecatan dilakukan secara bergantian, dikarenakan peralatan yang kurang mencukupi. Jika yang satu tengah mengecat, maka yang lainnya membersihkan tembok atau kayu yang hendak dicat dari kotoran yang dapat mempengaruhi warna cat. Proyek pengecatan ini memakan waktu yang cukup lama sekali, dimulai sejak pagi-pagi dan berakhir saat menjelang siang. Bahkan, setelah dzuhur pun pengecatan masih berlanjut, karena meskipun hanya sekedar Mushalla sederhana, bagian Mushalla yang perlu dicat cukup banyak sekali. Malah, kami beranggapan bahwa pengecatan ini juga akan berlanjut sampai besok hari. Dan ternyata memang benar, ketika pengecatan dihentikan saat ashar tiba maka terpaksa pengecatan akan dilanjutkan pada besok paginya. Namun, —alhamdulillah— selama beberapa hari mengecat kami tidak direpotkan oleh cuaca yang kurang bersahabat sebagaimana pada hari-hari sebelumnya yang sering diguyuri hujan. Sehingga, dengan cuaca yang baik ini pengecatan pun bisa berjalan dengan lancar dan tanpa ada hambatan.

Saat menjelang maghrib, Husairi tampak lebih aktif dalam menyiapkan hidangan berbuka bagi kami. Husairi memang bisa diandalkan, mungkin karena hubungannya yang baik dengan Ibu tetangga, kami pun bisa dapat kiriman untuk hidangan berbuka. Sehingga, dia yang memang bagiannya piket hari ini tidak harus repot-repot lagi menyiapkan makanan untuk kami. Cukup menyajikannya saja, sudah jadi. Sebenarnya bukanlah Husairi saja yang pergaulannya cukup baik dengan warga sini, Pa Che dan ketua kami Irsyad juga perlu diperhitungkan sebagai pembuka jalan hubungan yang baik bagi kami dengan warga sini. Memang, terkadang di antara kami ada yang susah ketika mesti bergaul dengan warga sekitar, oleh karena itu dengan adanya sosok-sosok seperti mereka ini sangatlah penting bagi kami demi mengangkat nama mahasiswa KKN secara keseluruhan.

Alhamdulillah, bersamaan dengan berkumandangnya adzan maghrib maka kami pun berbuka, es kelapa degan buatan Ibu memang ampuh untuk menghapus haus dan dahaga kami setelah seharian berpuasa. Meskipun sederhana, tapi kami cukup mensyukuri atas nikmat yang diberikan Allah melalui Ibu tetangga kami tersebut. Hanya karena kebaikannya yang tulus ikhlas itu saja kami menjadi senang dengan keluarga beliau, sehingga kami merasa tidak enak juga saat dibuatkan masakan olehnya. Mau menolak pemberian beliau yang seolah-olah terlalu memanjakan kami, takutnya akan menimbulkan suatu kesalahpahaman. Kami menjadi bingung, dan dengan kebingungan tersebut hanya menimbulkan sikap diam kami terhadap segala pemberian beliau.

Saat tarawih tiba, saya menjadi menyesal telah banyak menghabiskan makanan berat ketika ba’da maghrib tadi. Mengingat sekarang adalah waktunya bagi saya untuk mengimami shalat tarawih di Mushalla sini yang sudah penuh diisi oleh jama’ah ibu-ibu dan bapak-bapak, serta beberapa anak muda. Perut ini terasa begah karena terlalu kekenyangan. Andaikan tadinya saya merasa bakal seperti ini, kelak saya akan urungkan niat saya untuk makan sebelum isya seperti tadi. Namun,ternyata ketika saya tengah mengimami, begah itu tidak terlalu terasa oleh saya. Saya hanya fokus dengan shalat saya yang takutnya banyak menemui kekeliruan di dalamnya. Karena, saya sendiri baru pertama kali menjalani tugas sebagai imam tarawih seperti sekarang ini. Jadi, saya cukup hati-hati dengan setiap bacaan yang diucapkan. Awalnya saya agak gugup berdiri sebagai imam di depan orang-orang sekampung, tapi sedikit demi sedikit saya pun bisa tenang menghadapinya.

Setelah giliran saya mengimami tarawih, kini tugasnya teman saya untuk berceramah di depan jama’ah yang semuanya asli orang Jawa, sedangkan teman saya ini adalah orang sumatera yang canggung untuk berbahasa Jawa. Terpaksa, bagaimanapun juga yang penting dia berceramah meski menggunakan bahasa Indonesia yang bagi sebagian kecil warga kampung sini tidak memahaminya. Usai tarawih, kegiatan di Mushalla pada Hari Ke 19: Shaum Pertama ini pun tetap berlanjut dengan tadarrusan yang dibacakan oleh beberapa teman kami yang cukup konsisten untuk menghidupkan suasana Mushalla dengan cara tersebut. []
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA

Judul : Hari Ke 19: Shaum Pertama
Ditulis Oleh : Unknown
Rating Blog : 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://suratanmakna.blogspot.com/2013/02/hari-ke-19-shaum-pertama.html. Sekali lagi terima kasih sudah singgah membaca artikel ini. ^_^

9 Comment/s:

Dini Haiti Zulfany said...

jadi inget, sebentar lagi dah mau Ramadhan ya :)

Unknown said...

@diniehz Nggak ah, masih lama kok :)

Anonymous said...

Assalamualaikum wr. wb :)

senang rasanya berkunjung diblog ini, setelah saya baca beberapa postingan wah saya langsung takjub ,, ternyata banyak ilmu yang harus saya pelajari dari blog ini :)
terimakasih sob sudah mau berbagi :)

wassalamualaikum wr.wb

Hariyanto Wijoyo said...

jadi teringat saat ramadhan tahun lalu...semoga tahun ini usia bisa sampai ke ramadhan berikutnya ya :-)

Unknown said...

@4sharing-file wa'alaikumsalaam wr. wb. syukran, sob. semoga bermanfaat.

Unknown said...

@BlogS of Hariyanto Amiin, Insya Allah. Thanks atas Kunjungannya.

Vpie ◥TwekzLibz◤ MahaDhifa said...

.. wachhhhh,, kira^ sampe berapa nich?!? kok udah hari k-19. he..86x ..

Anonymous said...

artikel yang bagus sob..

Ramadhana Kurnia said...


Mantap nih artikel nya .. thanks udah share :)
blogwalking yuk sob ..

#jangan lupa visit & comment back nya ya :)

By : Education's Now